Studi Kasus Kali Winongo Yogyakarta
Kali Winongo termasuk tempat hunian bagi sebagian masyarakat Yogyakarta dengan tingkat ekonomi menengah kebawah dan juga menyimpan berbagai persoalan. Persoalan – persoalan perkotaan yang ada di daerah bantaran sungai di Kali Winongo antara lain masalah pemukiman, sarana dan prasarana (jalan, sanitasi dan drainase), pembuangan limbah dan sampah, public space, serta vegetasi di sekitar daerah bantaran sungai Kali Winongo
Kondisi Pemukiman Penduduk Bantaran Sungai (Kali Winongo Yogyakarta)
Semakin bertambahnya penduduk di Yogyakarta tentu saja membuat kebutuhan akan lahan pemukiman semakin meningkat. Karena kurangnya perhatian pemerintah untuk kebutuhan pemukiman, maka banyak masyarakat yang membangun rumah di sepanjang daerah bantaran Kali Winongo. Begitu pula keadaan yang terlihat di sepanjang daerah bantaran Kali Winongo. Pemukiman yang ada disana terlihat terlalu padat karena jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain cenderung dekat sehingga menyebabkan daerah ini terlihat kumuh dan tidak tertata. Disamping itu, kondisi rumah juga nampak kurang layak sebagai tempat bermukim. Ada beberapa rumah yang kondisinya dapat dikatakan kurang memadai karena dinding dan atapnya terbuat dari ... yang mudah roboh bila tertiup angin kencang atau terkena hujan deras. Selain itu, terlihat beberapa bagian dalam rumah yang penataan ruang juga kurang baik. Pada bagian tersebut terlihat bahwa tempat untuk istirahat, makan, serta berkumpul terdapat dalam satu ruang yang tidak bersekat sehingga cenderung tidak tertata dengan baik dan kotor serta nantinya dapat menjadi sarang penyakit. Mungkin untuk hal yang satu ini memang tampak sepele, namun sebenarnya perlu ada perbaikan agar dapat terhindar dari gangguan kesehatan.
Kondisi Sarana dan Prasarana Bantaran Sungai (Kali Winongo Yogyakarta)
Masalah lain yang terdapat di daerah Kali Winongo adalah infrastruktur yang kurang memadai. Hal ini dapat dilihat dari lebarnya jalan yang terlalu sempit sehingga sulit dijangkau oleh kendaraan bermotor. Tak hanya itu saja, permukaan jalan juga tidak rata yang sebenarnya juga dapat mengganggu aktivitas masyarakat, khususnya anak kecil yang biasanya bermain di sekitar wilayah tersebut.
Berikutnya yaitu mengenai sanitasi. Untuk masalah ini, hampir sebagian besar keluarga yang bermukin di wilayah tersebut sudah memiliki kamar mandi dan WC di setiap rumah. Namun, masih ada beberapa diantaranya yang belum memiliki sanitasi sendiri sehingga memakai kamar mandi umum atau bahkan Kali Winongo sebagai sarana mandi, cuci, dan kakus (MCK).
Selanjutnya untuk infrastruktur yang lain ialah sarana dan prasarana drainase. Sistem drainase di daerah bantaran sungai Kali Winongo ini kurang baik. Hal ini tampak dari adanya saluran air yang pembuangannya dialirkan ke Kali Winongo yang tentu saja dapat menyebabkan kali tersebut tercemar. Tak hanya itu saja, beberapa selokan juga ada yang tersumbat sehingga menyebabkan air menggenang dan menimbulkan kubangan air di beberapa tempat. Untuk itu, perlu adanya perhatian yang lebih lebih dari pemerintah maupun masyarakat untuk mengatasi permasalahan air limbah ini.
Kondisi Pembuangan Limbah dan Sampah Bantaran Sungai (Kali Winongo Yogyakarta)
Sebagian besar warga yang tinggal di daerah bantaran sungai Kali Winongo wilayah Yogyakarta masih menggunakan sungai tersebut sebagai sarana murah untuk membuang sampah. Tentu saja hal ini dapat menyebabkan pencemaran di kali tersebut. Selain itu, banyak pula dampak-dampak lain yang nantinya akan timbul akibat kebiasaan buruk ini, misalnya seperti pendangkalan sungai, merusak estetika kota, serta menyebabkan naiknya permukaan air sungai di musim hujan yang mungkin dapat berujung pada terjadinya banjir.
Adapun sumber dari sampah ini sendiri sebenarnya bisa berasal dari para pengemudi kendaraan yang lewat atau juga dari masyarakat setempat. Oleh karena itu, sarana lain seperti penyediaan tempat sampah di beberapa titik tertentu perlu diperhatikan.
Kondisi Ruang Terbuka Publik atau Open Space Bantaran Sungai (Kali Winongo Yogyakarta)
Ruang terbuka publik adalah tempat berinteraksinya penduduk antara satu dengan yang lain dengan melakukan berbagai aktifitas. Ruang terbuka publik yang ada di pemukiman bantaran sungai Kali Winongo adalah berupa lapangan bulu tangkis. Fungsi dari area tersebut adalah tempat melakukan berbagai aktivitas seperti olahraga di pagi hari, menjemur pakaian di siang hari dan tempat berkumpulnya anak-anak, ibu-ibu dan pedagang di sore hari sedangkan pada malam hari dipergunakan sebagai tempat berkumpulnya bapak-bapak untuk menjaga keamanan.
Menurut penuturan salah seorang warga, open space yang ada merupakan kenang-kenangan dari mahasiswa UGM yang pernah melakukan KKN di areal tersebut.
Kondisi Vegetasi Bantaran Sungai (Kali Winongo Yogyakarta)
Vegetasi yang ada di sekitar pemukiman daerah bantaran sungai Kali Winongo masih sangatlah kurang. Vegetasi yang ada hanya berupa pohon-pohon perdu atau tanaman-tanaman hias yang diletakkan di depan teras sebagian rumah warga. Hal ini dapat disebabkan oleh karena kurangnya area kosong untuk penanaman pohon.
Kondisi Aktivitas Masyarakat Bantaran Sungai (Kali Winongo Yogyakarta)
Dengan banyaknya masyarakat yang ada di Kali Winongo, mengakibatkan berbagai macam kegiatan di dalamnya. Pada pagi hari masyarakat di Kali Winongo melakukan kegiatannya masing – masing, seperti pergi ke tempat kerja, pergi ke sekolah dan beberapa ibu – ibu belanja ke pasar. Pada siang hari keadaan KaliWinongo terlihat sepi karena karena mereka beristirahat setelah beraktivitas di tempat kerja masing – masing. Selain itu kendaraan bermotor yang memasuki gang tersebut harus dimatikan mesinnya supaya tidak mengganggu jam istirahat warga di Kali Winongo. Terlihat pula anak – anak di sekitar Kali Winongo menghabiskan waktu senggang mereka. Sedangkan pada sore hari sudah nampak ibu – ibu yang berinteraksi dengan warga lain disekitarnya. Tetapi pada malam hari terdapat jam belajar masyarakat yang dimulai pada pukul 18.00 sampai 20.00 WIB. Sistem jam belajar dibuat agar pada jam tersebut warga sekitar tidak melakukan aktivitas di luar rumah melainkan di dalam rumahnya saja.
Permasalahan Perkotaan Daerah Bantaran Sungai (Kali Winongo Yogyakarta)
Beberapa masalah di daerah bantaran sungai Kali Winongan antara lain masalah pemukiman dan lingkungan, sarana dan prasarana, pembuangan limbah dan sampah, serta vegetasi.
Rumah – rumah yang ada di sekitar Kali Winongo terlalu padat sehingga menyebabkan ruang gerak masyarakat terbatasi. Selain masalah pemukiman yang terlalu padat, masalah lainnya yaitu keadaan lingkungan yang kurang sehat. Hal tersebut terlihat dengan adanya hewan peliharaan berupa anjing yang tidak dikandang melainkan dibiarkan berada di lingkungan biasa. Kesehatan anjing tersebut juga tidak meyakinkan karena tidak diurus dengan baik. Belum lagi adanya dapur umum yang dipakai bersama tidak dirawat dengan baik. Semua ini seharusnya menjadi perhatian lebih bagi masyarakat sekitar Kali Winongo karena untuk kesehatan mereka sendiri.
Permukiman di sekitar kali Winongo termasuk daerah yang sarana dan prasarananya sangat minim dan terbatas. Letak permukiman yang kurang strategis juga menyebabkan sulitnya transportasi. Apalagi gang-gang permukiman di sana juga kecil-kecil sehingga kendaraan pribadi pun sulit dijangkau. Untuk ukuran keluar masuk sepeda motor saja gang-gang disana cukup susah. Maka dari itu warga di sekitar kali Winongo juga jarang yang memiliki kendaraan pribadi karena jalan di sana kurang memadai. Salah satu sarana yang ada di Kali Winongo serta dimanfaatkan sebagai sarana hiburan oleh warga sekitar yaitu lapangan badminton. Lapangan tersebut dimanfaatkan anak-anak sebagai tempat bermain, selain itu lapangan tersebut juga dimanfaatkan para pedagang berjualan.
Sebagian besar warga di Kali Winongo membuang limbah dan sampah dengan cara membuang ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara) yang semestinya, namun beberapa warga di sekitar Kali Winongo lebih suka membuang sampahnya di sungai. Hal tersebut yang membuat Kali Winongo menjadi penuh sampah dan kotor, serta dapat mengakibatkan banjir.
Dengan banyaknya permukiman yang berada di Kali Winongo menyebabkan ketersediaan lahan di Kali Winongo terbatas. Hal ini yang menyebabkan kurangnya lahan terbuka di daerah tersebut. Sehingga ini juga yang menyebabkan kurangnya lahan hijau serta pohon-pohon atau tanaman di daerah permukiman.